All My Dreams Will Come True!!
This Blog is about me, my world, my opinion, my interest, for all of readers
Kamis, 30 Maret 2023
Baca Puisiku
Minggu, 09 April 2017
Review Kumpulan
Cerita Pendek Kisah Abrukuwah
Kisah
Wartawan yang Tertawan
Abrukuwah, seorang wartawan, sedang diintrogasi
petugas di sebuah ruangan. Anehnya, tak sedikit pun ia mendapatkan perlakuan
kasar, para petugas hanya bertanya-tanya tentang kebenaran bahwa ia telah bergabung
dengan suatu kelompok ekstrim kaum muda. Abrukuwah merasa heran. Ia menduga,
perlakuan ‘manis’ para introgator itu karena ia dalah seorang wartawan milik
(aliansi) pemerintah. Entah kalau seandaainya ia adalah wartawan yang bukan
milik pemerintah.
Abrukuwah
akhirya mengundurkan diri dari tempatnya bekerja, setelah ia tahu bahwa media
cetak tempat ia bekerjalah yang menebarkan isu tentang kelompok ekstrim itu.
Judul :
Kisah Abrukuwah
Jenis :
Kumpulan Certa Pendek
Penulis : Sori Siregar
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2003
Harga : Rp. 10.000 (buku murah gramedia
veteran banjarmasin)
ISBN : 979-22-0564-0
Beragam cerita pendek yang menyentil masalah sosial,
skonomi, politik, budaya hingga keamanan negeri sebenarnya sudah lama banyak
diangkat di berbagai media cetak dan elektronik. Begitu pula cerita pendek
karya Sori Siregar dalam buku kumpulan cerpen ini.
Sori Sutan Siregar lebih dikenal sebagai cerpenis,
novelis dan kolumnis meskipun sebenarnya beliau juga pernah bekerja sebagai redaktur
pelaksana di berbagai majalah dan sebagai penggiat media elektronik di RRI dan
Televishen Malaysia Seksi Indonesia hingga ke USA. Bernama lengkap Sori Sutan
Sirovi Siregar (selanjutnya disingkat S4), menulis sejak 1960 dan hanya menulis
cerita pendek selama hampir 20 tahun. Pada tahun 1980an baru menulis novel. S4
dan Gerson Poyk adalah pengarang Indonesia pertama yang mengikuti International
Writing Program di Universitas IOWA, USA. Karya-karya S4 yang lain diantaranya
adalah Kumpulan Cerpen Dosa Atas Manusia (1967) dan Senja (1979). Sayangnya Kisah
Abrukuwah adalah satu-satunya karya S4 yang saat ini saya miliki.
Dalam kumpulan cerita pendek Kisah Abrukuwah, S4 banyak menyentil masalah sosial, ekomomi dan politik
dengan gaya realis. Cerita mengalir apa adanya tanpa tanda kiasan atas
majas-majas tertentu. Seperti pada cerita pendek Medioker, dengan gamblang S4 membeberkan bahwa sesungguhnya ada
pihak-pihak yang segan, takut dan selaalu curiga pada keberadaan media cetak,
elektronik bahkan pada wartawan. Tampak benar bagi pihak-pihak ini bahwa
Matapena bisa lebih tajam daripada Matapedang. Namun anehnya pihak-pihak ini
masih saja gemar mengubar sensasi demi popularitas dan nama besar. Satu cerpen
yang cukup menyentil saya adalah yang berjudul Makati. Dikisahkan bahwa betapa perpustakaan tak lagi dihargai,
haya dianggap sebagai tempat mencari uang bukan untuk mencari ilmu. Perpustakaan
tak perlu dipertahankan keberadaannya.
Kelebihan kisah-kisah pada Kisah Abrukuwah adalah masih relevannya pesan dan amanat dalam kisah-kisah
tersebut meski ceritanya sendiri ditulis sudah bertahun-tahun yang lalu. Sayangnya
kebanyakan akhir kisah pada cerita pendek dalam kumpulan cerpen Kisah Abrukuwah ini terlalu sederhana. Meski
terkesan ada twist atau kejutan yang
ingin dihadirkaan oleh penulis, namun terasa kurang greget. Kelebihan yang lain
adalah beberapa kisah mengangkat nasib, dilema, tantangan dan kemalangan yang
dialami warga ‘pinggiran’ seperti wartawan di tengah negara yang masih kuat
arogansinya.
Saya memberi tiga bintang untuk kumpulan cerita pendek
ini.
Review Novel "Kisah Langit"
Antara arsitektur,
perbintangan, musik harpa dan Belanda
Rahani dan Bayu adalah dua sahabat kecll yang pernah
memiliki impian dapat mengunjungi kota kecil di Negeri Kincir Angin, Leiden.
Namun, semua berubah ketika Rahani kehilangan pendengaran setelah menderita
sakit meningitis dan Bayu kian terlena dengan hura-hura masa remaja.
Kemalangan bertambah ketika ayah dan saudara kembarnya
tewas di hotel setelah usai melakukan pertunjukan resital harpa. Ibunya bahkan
mengalami depresi mendalam hingga tak mudah untuk hidup normal. Hanya Bayu
satu-satunya sahabat yang ia harapkan dapat mengusir sedih.
Namun, Bayu malah membuat hatinya kian sedih dengan
sikap urakan dan cueknya. Saat itulah seorang bernama Antariksa hadir dan
membuat jagad langit kehidupan Rahani yang kelam dipenuhi oleh bintang-bintang
kebahgiaan. Ia menemukan semangat hidup untuk kembali mengejar impiannya
melanjutkan studi arsitekturnya di Negeri Kincir Angin.
Judul : Kisah Langit
Penulis : Arum Effendi
Jenis buku : Novel Romance Islami
Penerbit : Penerbit Qanita PT Mizan Pustaka
Tahun Terbit : 2013
Harga : Rp 10.000 (buku obral/bazaar Gramedia Veteraan
Banjarmasin)
ISBN : 978-602-9225-91-4
Dunia arsitektur, perbintangan/antariksa, musik harpa
dan negeri Belanda, adalah empat hal mendasar yang mampu dirangkum Arum Effendi
(AE) sebagai penulis dalam novel ini. Belum termasuk soal sakit meningitis dan
ketulian yang diderita oleh tokoh, adalah dua hal lainnya. Saya sungguh salut
kepada penulis, karena lewat kepiawaiannya mampu menyatukan banyak aspek,
informasi dan pengetahuan tentang beragam hal dalam satu novel sederhana.
Dari blog pribadinya, saya mendapatkan informasi bahwa
AE telah banyak memenangkan perlombaan kepenulisan cerita pendek atau menjadi finalis
di berbagai jenis lomba kepenulisan lainnya. Ia memiliki seorang saudara kembar
identik namun tak lahir di hari yang sama (sering disebut dengan monozigotik).
Inilah hal juga dibawanya ke dalam novel ini, dimana tokoh Rahani pun memiliki
kembar bernama Rihan.
AE mengaku telah menyukai dunia creative writing dan
jurnalistik sejak tahun 2008 dan Novel Kisah Langit adalah karya lawasnya yang
ia rapikan kembali. Dari sampul muka, dapat diketahui bahwa Novel Kisah Langit
ini adalah salah satu dari naskah unggulan Lomba Penulisan Novel Romance (Novel
Romansa) oleh Penerbit Qanita.
Lomba Novel Romance Qanita sendiri (dari info yang
Saya dapatkan ) telah diselenggarakan sejak tahun 2012. Qanita adalah imprint
buku islami oleh penerbit Elex Media Komputindo. Inilah mungkin menjadi
penyebab mengapa perlombaan novel romance oleh Qanita banyak diikuti oleh
penulis yang mengusung genre novel islami.
Kelebihan Novel Kisah Langit adalah pada kemampuan AE
sebagai penulis dalam menggunakan dua tokoh utama sekaligus (Rahani dan Riksa) di
keseluruhan kisah. Kedua tokoh memiliki karakter masing-masing yang kuat tanpa
mengganggu satu sama lain.
Meski tentu saja selalu ada kekurangan dalam setiap
karya masterpiece sekali pun. Dalam novel ini terdapat beberapa kesalahan dalam
pengetikan (typo). Seperti pada halaman 140 yang merupakan bagian kisah dari
sudut pandang tokoh Riksa yang menggunakan kata ‘Aku’ sebagai orang pertama
tunggal, namun tertulis menggunakan orang ketiga tunggal, yaitu : Riksa. Begitu
pula pada halaman 161, orang kesatu ‘Aku’ malah menggunakan orang ketiga :
‘gadis itu’.
Kekurangan lainnya adalah konflik yang lebih banyak
bertumpuk di awal kisah, namun di tengah-tengah malah hanya menyisakan satu
konflik, yaitu perasaan ‘cemburu’ Rahani pada Riksa karena Lieve. Selebihnya
hanya narasi (dan eksposisi) tentang negeri Belanda. Konflik muncul kembali
saat Rahani harus mengalami kecelakaan. Itu pun tidak menyisakan greget karena
hanya diceritakann dari sudut pandang Riksa. Penulis tak sedikit pun membawa
cerita ke sudut pandang Rahani. Menurut saya ini membuat pembaca bisa
bertanya-tanya, bingung dan hilang greget karena tokoh Rahani digambarkan
benar-benar seperti perempuan super tabah.
Secara keseluruhan, novel ini Saya beri nilai tiga
bintang.
Jumat, 05 Agustus 2016
Review Kumpulan Cerita Pendek “Pelajaran Pertama Bagi Calon Politisi”
Guru Politik yang Bukan Politikus
Sutarjo mencalonkan diri sebaga kepala desa atau lurah di kampungnya. Sayangnya, sejarah kelam bapak kandung Sutarjo yang pernah disinyalir terlibat G30S-PKI menghambat rencanya tersebut. ‘Penasihat spiritual’nya yang merupakan anggota legislatif menyarankan agar Sutarjo melakukan beberapa hal dengan maksud ‘pencitraan diri’ di mata masyarakat.
Pesaingnya pun tak mau kalah. Sebagai orang dari kalangan ‘senapan’
(baca : militer) pesaingnya menggunakan taktik ‘politik kotor’ dengan
mengandalkan uang, panggung hiburan joget, tawuran antar warga, hingga upaya
memberantas preman. Alhasil Sutarjo kalah suara pada saaat pemilu. Oleh ‘penasihat
spiritual’-nya ia diingatkan bahwa ia sudah melakukan hal yang benar dan jujur.
Ini pelajaran yang kedua untuk Sutarjo agar tak mudah kecewa dan berputus asa.
Namun, kesedihan tak mudah
dilupakan. ‘Penasihat spiritual’-nya pun memberi saran untuk membuat acara
kenduri atau selamatan. Sayangnya tak banyak yang menghadiri acara tersebut. Karena
warga dan muspida lebih senang menghadiri acara serupa yang diselenggarakan
oleh pesaingnya yang telah memenangkan pemilihan kepala desa.
Maka kembali ‘penasihat spiritual’nya
memberikan pelajaran, bahwa dalam berpolitik itu janganlah terlalu serius.
Judul : Pelajaran Pertama bagi
Calon Politisi
Penulis : Kuntowijoyo
Jenis buku : Kumpulan cerita Pendek
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tahun Terbit : 2013
Harga : Rp 10.000 (buku obral
gramedia)
ISBN : 978-979-709-742-4
Sebelum masa reformasi, Kuntowijoyo
lebih dikenal dengan jenis tulisan yang bernapaskan islami. Dari mulai novel,
artikel hingga esai. Karya Kuntowijoyo yang pernah saya baca sebelum ini adalah
“Impian Amerika” dan “Makrifat Daun, Daun Makrifat”.
Bagi saya yang pernah membaca “Impian
Amerika” (selanjutnya disingkat IA), membaca beberapa kisah dalam kumpulan cerita
pendek “Pelajaran Pertama Bagi Politisi” (selanjutnya disingkan PPBP) ini
bagaikan nostalgia dan kembali menikmati novel IA yang lebih berupa
fragmen-fragmen peristiwa. Ini karena ada beberapa cerita pendek yang
mmenggunakan setting di Amerika Serikat, yaitu “Abe Smitt” dan “Ramon Fernandez”.
Dalam kumpulan cerita pendek PPBP
ini, Kuntowijoyo menyuguhkan beragam pesan dan –seperti judulnya- pelajaran. Dari
soal sosial bertetangga (dan bernegara) dalam cerita pendek “Gigi”, “Jl.
Kembang Setaman, Jl...” dan “Rt 03 Rw 22 Jalan Belimbing... “, soal sosial dan
keprihatinan terhadap kemiskinan, seperti dalam “Ramon Fernandez”, “Anjing-anjing
Menyerbu Kuburan” politik dalam “Tawanan”,
“Pistol Perdamaian” hingga soal makna kebahagiaan seperti dalam “Sampan Asmara”.
Semua cerita pendek dalam kumpulan
cerita pendek ini telah dimuat pada harian Kompas. Dan menurut Bakdi Soemanto
dalam pengantarnya yang terdapat pada kumpulan cerita pendek ini, karya
Kuntowijoyo kali ini memberi makna mendalam dibandingkan karya cerita pendek
masa kini yang banyak dimuat di koran-koran, termasuk di koran kompas sendiri. Saya
pribadi sepakat dengan pendapat ini. Bagi saya karya-karya Kuntowijoyo selalu
membuka dan menggugah cara berpikir baru, selalu memberi pencerahan tanpa
banyak menggurui. Dan berbeda dengan karya-karya sebelumnya, di mana Kuntowijoyo sselalu menjelma bak 'kyai', 'ustadz' atau mubalig dalam karyanya, kali ini, pada kumpulan cerita pendek PPBD ini, Kuntowijoyo telah menjadi guru politik yang memberika pelajaran pertama bagi politisi meski Kuntowijoyo sendiri bukanlah seorang politikus.
Sayangnya, ada beberapa kosakata bahasa
jawa dan inggris yang tak disertakan terjemahan dan penjelasannya. Saya pikir
ini akan menjadi kesulitan bagi pembaca yang tak banyak mengerti bahasa jawa,
seperti saya ini.
Kumpulan Cerpen ini saya beri bintang
tiga.
Langganan:
Postingan (Atom)